Ulat Hongkong
Akhir-akhir ini ulat hongkong mulai digemari oleh petani ikan hias sebagai salah satu jenis makanan alami. Konon, menurut pedagang ikan hias, ulat hongkong selain digunakan sebagai makanan berprotein tinggi juga dapat membantu mempercepat munculnya warna-warna indah pada tubuh ikan hias salah satunya ikan mas koki. Ulat hongkong sangat mudah dibudidaya, bahkan didalam ruangan sempit pun dapat tumbuh dengan baik. Adapun tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Sediakan kotak yang terbuat dari bahan tripleks dengan ukuran 40 X 40 cm dan tingginya 20 cm. Agar lebih praktis, dapat juga digunakan waskom/ember plastik yang berukuran sedang untuk digunakan sebagai wadah pemeliharaan. Sebaiknya pada bibir wadah diberi solatif (isolasi) untuk mencegah ulat hongkong atau kumbang yang akan lari, terutama pada kotak yang terbuat dari tripleks.
- Sebagai media untuk pertumbuhan ulat hongkong, pada bagian dasar wadah ditebarkan campuran antara ampas tahu dan dedak. Jika sulit mendapatkan bahan-bahan tersebut, media pertumbuhan dapat dibuat dengan menggunakan pakan ayam ras. Tebal media pertumbuhan kurang lebih 3 cm. Sebaiknya semua bahan disaring atau diayak dahulu dan hanya bagian yang halus saja digunakan sebagai media pertumbuhan.
- Selanjutnya adalah memasukkan 100 gram ulat hongkong ke dalam wadah. Benih ulat hongkong ini dapat dibeli pada pedagang burung oceh. Jika kondisi lingkungan cukup menunjang, ulat hongkong ini akan terus tumbuh dan berkembang biak.
- Selama proses pertumbuhan, ulat hongkong akan tetap menghasilkan kotoran karena akan terjadi proses metabolisme. Dengan demikian media pertumbuhan akan menjadi kotor (tampak hitam karena penuh dengan kotoran) sehingga perlu diganti dengan yang baru. Pergantian media tersebut dapat dilakukan dengan mengayak seluruh media pertumbuhan, sehingga telur, ulat hongkong (larva) atau kumbang yang ada akan tersaring dan dapat segera dipindahkna ke media pertumbuhan yang baru.
- Siklus kehidupan ulat hongkong hanya 14 hari, dengan demikian pemanenan dapat dilakukan setiap 14 hari. Proses pemanenan tidak berbeda jauh dengan cara pergantian media pertumbuhan. Ulat hongkong yang tertinggal di dalam ayakan dapat diambil dan diberikan kepada anak-anak mas koki.