Budidaya Nyamuk
Hingga saat ini masih sedikit sekali buku-buku yang menerangkan cara-cara membudidayakan nyamuk. Oleh karena itu, pembahasan mengenai budidaya nyamuk berikut ini sebagian besar didasarkan pada pengalaman dari beberapa petani ikan hias yang telah berhasil melaksanakannya.
Cara membudidayakan nyamuk tidaklah sulit. Dengan modal semangat, rajin dan ulet, kemungkinan untuk berhasil memelihara nyamuk cukup besar. Adapun cara membudidayakan nyamuk adalah sebagai berikut:
- Sediakan beberapa wadah yang dapat dipergunakan untuk menampung air, misalnya panci, ember plastik, kuali dari tanah liat atau kaleng bekas. Wadah yang digunakan tidak perlu bagus atau baru, tetapi cukup berupa barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Jika menggunakan wadah dari kaleng sering menimbulkan kerugian, sebab dapat terjadi proses pengkaratan yang dapat mengganggu kehidupan dan pertumbuhan jentik nyamuk. Garis tengah wadah sebaiknya tidak kurang dari 30 cm. Semakin lebar luas permukaan wadah biasanya akan menghasilkan produksi jentik nyamuk yang lebih tinggi. Jumlah wadah yang perlu disediakan untuk membudidayakan nyamuk tergantung pada tingkat produksi jentik nyamuk yang diharapkan.
- Isilah wadah yang telah disediakan dengan air bekas cucian beras (dari air bilasan pertama sampai bilasan kedua). Tinggi permukaan air bekas cucian beras pada setiap wadah sebaiknya berkisar antara 10 - 30 cm.
- Selanjutnya semua wadah yang telah diisi air segera diletakkan pada tempat yang agak remang-remang, misalnya dibawah pohon. Kondisi lingkungan yang agak remang merupakan tempat paling disenangi oleh nyamuk-nyamuk yang akan bertelur. Agar suasananya tetap lembab, sebaiknya dipilih tempat yang berada di dekat selokan. Untuk menghindari debu maupun tetesan air hujan, sebaiknya wadah dilengkapi dengan penutup. Namun perlu diperhatikan, jangan sampai penutup tersebut menghalangi keluar masuknya nyamuk ke dalam wadah.
- Setelah dua atau dua hari kemudian akan terbentuk lapisan tipis pada permukaan air di dalam wadah. Apabila setelah empat hari lapisan tipis ini belum juga terlihat, maka usaha budidaya nyamuk sudah dapat dipastikan mengalami kegagalan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena air bekas cucian beras terlalu encer (kurang putih). Hanya ada satu cara untuk mengatasinya, yaitu dengan mengganti air bekas cucian beras yang baru dan lebih kental.
- Bila kondisi lingkungan menunjang, maka akan segera terlihat sejumlah telur nyamuk dipermukaan air. Telur-telur ini tampak melekat satu sama lain dan membentuk sebuah kolani yang mirip seperti perahu dengan ukuran antara 0,5 - 1,5 cm. Telur-telur nyamuk dapat diberikan langsung kepada anak-anak mas koki dengan cara menebarkannya ke kolam pemeliharaan anak-anak mas koki atau dibiarkan dahulu hingga menetas, kemudian jentik (larva) nyamuk yang ada diberikan kepada anak-anak mas koki. Anak-anak mas koki dapat diberi makanan jentik nyamuk setelah mencapai usia 1 - 2 minggu.
- Pemanenan telur nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan sebatang lidi yang panjangnya 40 cm. Bagian ujung lidi ini dibuat runcing agar mudah memasukkannya ke dalam air. Setelah dimasukkan ke dalam air, lidi digeser ke arah telur nyamuk. Adanya gaya adhesi menyebabkan telur akan melekat ke lidi sehingga mudah dipindahkan ke kolam mas koki. Jentik nyamuk dapat dipanen dengan menggunakan saringa halus.