Penyuntikan Untuk Perkawinan Modern
Penyuntikan hormon gonadotropin pada tubuh mas koki dapat dilaksanakan kapan saja. Menurut
- intramuscular, yaitu penyuntikan pada otot punggung atau batang ekor
- intraperitonial, yaitu penyuntikan pada tubuh bagian bawah, tepatnya antara sirip dada dan sirip perut
- intracranial, yaitu penyuntikan hormon gonadotropin ke dalam rongga otak melalui bagian tulang occipital yang tipis.
Induk mas koki yang telah disuntik kemudian dimasukkan kembali ke dalam kolam atau wadah perkawinan. Jika kondisi lingkungan memungkinkan, 8 -12 jam setelah penyuntikan akan terjadi perkawinan. Pada teknik hipofisasi, perkawinan dapat dilakukan secara alami maupun buatan, Pada perkawinan secara alami tidak ada unsur campur tangan manusia, artinya setelah adegan kejar-mengejar akan terjadi proses pengeluaran telur oleh induk dan diikuti dengan pengeluaran sperma dari induk jantan. Pada perkawinan secara buatan , kedua induk mas koki segera ditangkap setelah terlihat adegan kejar-mengejar (kurang lebih 6 - 10 jam setelah penyuntikan). Selanjutnya, kedua induk mas koki diurut secara perlahan-lahan mulai dari arah perut ke arah lubang dubur. Maksud pengurutan ini adalah untuk mengeluarkan telur dan sperma induk mas koki, dan ditampung dalam sebuah mangkok kecil. Campuran telur dan sperma yang ada dalam mangkuk tersebut diaduk dengan menggunakan bulu ayam. Setelah rata, tambahkan air bersih sampai semua telur terendam dan biarkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan kepada sperma untuk membuahi telur.
Langkah selanjutnya adalah menebar telur ke kolam penetasan yang telah dilengkapi kakaban dan amati terus perkembangannya hingga menetas. Agar lebih terjamin keamanannya, telur-telur yang telah dibuahi secara buatan tidak disebarkan ke kakaban tetapi dimasukkan ke corong khusus untuk ditetaskan. Corong penetasan ini dihubungkan dengan saluran air (pipa) yang mempunyai debit 0.5 liter per menit. Selain itu, corong penetasan juga dilengkapi dengan saluran udara yang dipasangi batu aerasi sehingga gelembung udara yang keluar cukup halus. Setelah menetas, larva dibiarkan tetap dicorong tersebtu selama 2 - 4 hari, kemudian baru dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva.