Pemeliharaan Larva 2
Pada hari keenam, anak ikan sudah diberi makanan tambahan, karena cadangan makanannya telah habis dan anak ikan telah mulai beradaptasi dengan makanan di sekelilingnya. Makanan tambahan yang diberikan dapat berupa makan buatan, makanan alamiah, atau campuran keduanya. Agar makanan tambahan yang diberikan dapat dikonsumsi oleh anak ikan, maka ukuran partikel makanan harus cukup kecil dibandingkan dengan besarnya mulut ikan. Makanan buatan yang diberikan biasanya terbuat dari rebusan kuning telur yang dilarutkan ke dalam air. Cara pembuatannya adalah dengan mencampurkan rebusan kuning telur dan tepung terigu (perbandingan 1 : 1 ). Campuran tersebut kemudian dibungkus dengan kain kasa yang halus dan dilarutkan ke dalam air. Bagian yang larut kemudian diberikan sebagai makanan ikan dengan cara menyemprotkannya ke seluruh permukaan air di kolam. Untuk menyemprotkannya dapat digunakan sebuah sprayer (alat penyemprot tanaman). Dosis pemberian makanan jangan terlalu berlebihan, karena dapat menimbulkan pembusukan dan kekeruhan air, sehingga akan mengganggu kehidupan anak ikan.
Selain makanan buatan, larva ikan dapat diberi makanan alamiah berupa kutu air. Kutu air merupakan udang renik yang berukuran seperti kutu putih dan terdiri dari daphnia, cyclops, moina, atau yang berukuran lebih kecil lagi, yaitu rotifera. Penggunaan makanan alamiah dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemberian makanan buatan karena selain kandungan proteinnya lebih lengkap, juga tidak menimbulkan pembusukan bila diberikan secara berlebihan. Dengan demikian, pertumbuhan anak ikan menjadi lebih baik. Akan tetapi karena harganya relatif mahal, maka penggunaan makanan alamiah sering dikombinasikan dengan makanan buatan. Untuk menghindari stres pada anak-anak ikan masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba. Sebaiknya pergantian air dilakukan setiap 5 hari sekali dengan menggunakan slang (pipa) plastik. Volume air yang diganti jangan sampai melebihi 1/3 bagian dari volume air kolam, dan sebaiknya air yang diganti berasal dari dasar kolam, tempat sisa makanan dan kotoran biasa tertimbun. Pergantian air sebaiknya dilakukan pada sore hari kira-kira pukul 16.00 agar terjadi perubahan temperatur yang terlalu drastis.
Pada kolam pemeliharaan larva yang dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pertukaran air tidak perlu dilakukan karena telah terjadi dengan sendirinya. Langkah yang terpenting adalah mengatur agar debit air yang masuk dan keluar kolam tidak terlalu deras.